Benang Merah
07 Juni 2020
Syair Siti Zubaidah Perang Cina
Syair Siti Zubaidah adalah syair Melayu abad 19 yang ditulis oleh penulis yang tidak dikenal.
Syair ini berkisah tentang seorang wanita yang menyamar sebagai laki-laki dan menaklukkan negeri Tiongkok untuk menyelamatkan suaminya.
Setelah bertahun-tahun berusaha, Sultan Darman Syah dari Kembayat Negara dan istrinya akhirnya memiliki seorang putra yang mereka beri nama Zainal Abidin.
Mereka membesarkannya agar menjadi seorang muslim yang saleh dan pada usia enam tahun Zainal Abidin yang dikirim pergi untuk belajar membaca Qur'an dan mempelajari seni bela diri.
Ditempat lain di kerajaan itu, setelah sebuah kerusuhan di pasar, menyebabkan dieksekusinya seorang pedagang Tiongkok. Semua etnis Tionghoa mengungsi dari kerajaan itu dan kembali ke negeri Tiongkok. Permaisuri Tiongkok marah pada perlakuan kerajaan tersebut pada rakyatnya dan memerintahkan ketujuh putrinya untuk mempersiapkan perang terhadap Kembayat Negara.
Setelah sebuah mimpi tentang seorang wanita cantik, Zainal Abidin dewasa berangkat pergi dari Kembayat Negara untuk menemukan wanita cantik dalam mimpinya tersebut. Setelah tiba di sebuah pulau, ia mendengar suara yang indah membaca Al-Qur'an.
Mengikuti suara itu, dia menemukan bahwa suara itu milik Siti Zubaidah, putri pemimpin agama pulau itu dan mantan raja.
Dia tak berdaya melihat kecantikannya dan mereka berdua pun menikah.
Dalam perjalanan, mereka kembali ke Kembayat Negara.
Zainal Abidin membantu Raja Yaman mengusir serangan musuh dan ia pun diberikan Putri Sajarah untuk dinikahi. Bersama dengan istri-istrinya, Zainal Abidin kembali ke Kembayat Negara.
Kemudian ketika tentara Tiongkok menyerang Kembayat Negara, Zainal Abidin dan Sajarah ditangkap. Namun Siti Zubaidah yang sedang hamil mampu melarikan diri ke hutan.
Melahirkan di hutan, dia kemudian meninggalkan anaknya dan meneruskan perjalanannya. Anak tersebut kemudian diambil oleh kakak Siti Zubaidah.
Siti Zubaidah bergabung dengan Putri Rukiah dari Yunan yang diasingkan dari kerajaannya oleh penjajah. Keduanya berlatih seni bela diri, menyamar sebagai laki-laki dan mampu merebut kembali Yunan.
Sebagai imbalannya, Rukiah setuju untuk membantu Siti Zubaidah dalam perang melawan Tiongkok.
Dengan kekuatan Negeri Yunan dan sekutu-sekutunya, Siti Zubaidah masih menyamar sebagai seorang laki-laki dan mampu menaklukkan negeri Tiongkok.
Zainal Abidin dan Siti Sajarah dibebaskan. Sementara itu, permaisuri Tiongkok dan putri-putrinya ditangkap dan dipaksa masuk Islam. Zainal Abidin kemudian menikahi permaisuri Tiongkok dan Siti Rukiah.
Siti Zubaidah melepaskan penyamarannya dan kembali ke sisi suaminya, menjadi ratu Kembayat Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar