Kata "MORESCO" terdapat di dalam buku "Bunga Angin Portugis di Nusantara"
Isinya menyangkut gambaran keseharian budaya Betawi di sekitar tahun 1900. Diantaranya tentang sebuah lagu keroncong berjudul “Moresco”
Pada tahun 1976, digolongkan pula satu jenis keroncong dengan sebutan Keroncong Moresco.
Penjelasan arti kata Moresco masih simpang siur. Dalam sebuah artikel, kata Moresco diinterpretasikan berasal dari pemelayuan “Maurits” pangeran Maurice dari Nassau. Padahal pelafalan Moresco sendiri lebih dekat dengan "Morisco" sekelompok masyarakat yang punya sejarah sendiri dari abad 15. Mereka adalah kelompok yang muncul sebagai konsekwensi dari inkusisi Spanyol. Pada tahun 1492, melalui dekrit Alhambra, Monarki Katolik Ferdinand II dan Isabella memerintahkan pelarangan agama Yahudi dan agama Islam di Spanyol. Akibatnya banyak dari orang Yahudi dan Muslim akhirnya masuk Katolik atau dengan terpaksa meninggalkan Spanyol.
Tetapi urusan agama tetap tidak merubah budaya keseharian mereka. Kaum Muslim yang masuk Katolik masih tetap menggunakan pakaian, bahasa dan juga nama-nama nenek moyang mereka.
Aturan yang lebih keras akhirnya dikeluarkan. Pada tahun 1508, pakaian bernuansa Islam dilarang. Tahun 1567, Felipe II mengeluarkan aturan baru yang melarang penggunaan pakaian berbau Islam, nama Islam serta larangan berbahasa Arab. Puncaknya tahun 1607, raja Felipe III mengusir ribuan orang Morisco untuk meninggalkan Spanyol. Jumlah mereka yang terusir kira-kira sebanyak 300 ribuan orang. Kenangan pahit ini akhirnya tersimpan dalam bentuk kesenian, diantaranya lewat lagu-lagu pelipur lara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar