08 Juni 2020

Mitos Kediri yang ditakuti para Pemimpin Negara

Mitos Kota Kediri selama ini dianggap sebagai wilayah wingit yang tak boleh didatangi oleh Presiden Republik Indonesia sangat kuat. Sebab dari enam Presiden yang berkuasa di Republik ini hanya dua Presiden yang berani datang ke Kota Kediri, yakni Bung Karno dan Gus Dur dan kedua-duanya akhirnya diturunkan dari kursi Presiden dengan cara politik. 

Salah satu alasan wingitnya Kota Kediri adalah akibat kutukan KARTIKEA SINGHA, suami Ratu Shima yang juga penguasa Kerajaan Kalingga (pra Mataram Hindu abad ke-6) di Keling, Kepung, Kabupaten Kediri. 

Kutukannya cukup jelas "SIAPA KEPALA NEGARA YANG TIDAK SUCI BENAR MASUK WILAYAH KOTA KEDIRI MAKA DIA AKAN JATUH" 

Pada masa pemerintahan Kartikea Singha, sebagai kepala negara, dia menyusun kitab tentang hukum pidana pertama di nusantara yang diberi nama Kalingga Darmasastra yang terdiri dari 119 pasal. 

Ada yang menyebut lokasi Kalingga berada di wilayah Jepara, Jawa Tengah. Ratu Shima memang berasal dari Jepara atau yang dikenal dengan nama Kalingga Utara, sedangkan suaminya Kartikea Singha berasal dari Keling Kepung Kediri atau yang dikenal dengan Kalingga Selatan. 
Dalam sejarah nusantara, di daerah Keling Kepung ini pernah kembali berjaya pada periode akhir Majapahit, tatkala kerajaan itu mengalami disintegrasi. Rupanya penguasa Kediri bangkit kembali dan pada tahun 1474 berhasil menumbangkan hegemoni Majapahit. Jawa dalam keadaan terpecah belah, kekuasaannya sampai tahun 1527 bergeser kembali ke Kediri (Daha) dengan pusat kekuasaan di Keling (Kepung-Kediri) dibawah Dinasti Girindrawardhana. Dalam Prasasti Jiu disebutkan bahwa pada tahun 1486 M, nama kerajaannya adalah Wilwatikta Daha Jenggala Kadiri. 

Disaat Indonesia merdeka dari penjajah pada tahun 1945, selain Bung Karno dan Gus Dur yang berani masuk wilayah KOTA KEDIRI, lainnya rata-rata hanya diwakilkan kepada wakil Presidennya. 

Informasi intelejen TNI maupun Polri juga memberikan keterangan yang sama, yakni rata-rata Presiden RI tidak berani masuk wilayah Kota Kediri. Kalaupun berani, mereka masuk wilayah pinggiran Kediri tetapi tidak berani masuk jantung Pemerintahan. Rata-rata mereka selalu was-was. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar