16 Juni 2020

Rasa Sayange

Rasa Sayange adalah lagu berbahasa asli Maluku. Lagu ini merupakan lagu anak-anak yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu oleh masyarakat Maluku untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan masyarakat. 
Lagu ini layaknya seperti sajak atau pantun yang merupakan tradisi lisan orang Maluku. Banyak versi dari lagu ini karena liriknya dapat dibuat sendiri sesuai maksud dan tujuan dari lagu tersebut. Namun dari tetap diawali oleh kalimat "Rasa sayange, rasa sayang sayange, Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange" 
Di akhir lagu selalu diakhiri dengan kalimat "Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi" 

Lagu ini digunakan oleh Departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia yang dirilis bulan Oktober 2007. Menteri Pariwisata Malaysia, Adnan Tengku Mansor, mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago) 

Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, bersikeras lagu "Rasa Sayange" adalah milik Indonesia karena merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur. 

Menteri Pariwisata Malaysia, menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia. 

Bukti tersebut akhirnya ditemukan. Rasa Sayange diketahui direkam pertama kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo 1962. 

Pada tanggal 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia

Namun ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Rasa Sayange adalah milik bersama antara Indonesia dan Malaysia

Tentang bukti rekaman "Rasa Sayange" direkam oleh Lokananta pada tahun 1962, rekaman master ini masih disimpan oleh Perum PNRI Cabang Surakarta yang dahulunya adalah PN Lokananta. Namun ini tidak bisa dijadikan bukti kuat karena teks asli lirik lagu tidak pernah ditemukan. Ini dikenal sebagai rekaman pertama terhadap lagu ini. Piringan hitam tersebut didistribusikan sebagai souvenir kepada partisipan Asian Games ke 4, tahun 1962, di Jakarta. Lagu "Rasa Sayange" adalah salah satu lagu di piringan tersebut, bersama dengan lagu etnis lain Indonesia seperti Sorak-sorak bergembira dan O ina ni keke. 

Pada tahun 1958, sebuah film Melayu yang berjudul "Matahari" telah ditayangkan. Film ini menceritakan kisah perjuangan menentang penjajahan Jepang di tanah Melayu. Film ini memaparkan segerombolan tentara yang berjalan sambil menyanyikan lagu "Rasa Sayang Eh" 

Namun kenyataannya, pada tahun 1954, Indonesia lebih dulu menggunakan lagu ini dalam film Lewat Djam Malam, karya sutradara Usmar Ismail. 

Masih ada kontroversi mengenai pemilik lagu Rasa Sayange ini. Lagu ini pernah dinyanyikan dalam bahasa Hindi oleh Mohd Rafi dan Lata Mangeshkar dalam film Singapura pada tahun 1960. Film ini merupakan film Bollywood pertama yang syutingnya secara penuh di luar negara India. Film ini dalam bahasa Hindi berjudul "Hai Pyar Ka Hi Naam Ra Sa" Dalam korusnya berbunyi "Rasa sayang re, rasa sayang sayang re. Hey, pyar ka hee nam? (Hei, apakah ini yang disebut cinta?) 

Lagu tersebut telah lebih dulu digunakan dalam film Melayu, Rasa Sayang Eh, tahun 1959. 

Juga dinyanyikan dalam satu babak film Antara Dua Darjat (1960) 

Hindia Belanda pernah membuat rekaman promosi menggunakan lagu di film bisu berjudul Insulinde zooals het leeft en werkt. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar