31 Oktober 2020

apa itu PUNK???

Punk adalah ideologi hidup mencakup aspek sosial dan politik yang lahir di London, Inggris. Gerakan anak-anak kelas pekerja yang mengalami masalah ekonomi karena dipicu oleh kemerosotan moral para tokoh politik sehingga tingkat pengangguran dan kriminalitas tinggi. 
Punk menyindir para penguasa dengan musik yang sederhana, lirik yang kasar, beat yang cepat dan menghentak. 
Banyak yang menyalah artikan Punk sebagai Glue Sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra Punk karena berkeliaran di jalan dan melakukan berbagai tindak kriminal. 

Punk lebih dikenal dengan fashion yang dikenakan dan tingkah laku seperti potongan rambut mohawk ala suku indian yang diwarnai terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan. Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan "we can do it ourselves" atau Do it Your self (DIY) 

27 Oktober 2020

Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara

Bismillahirrohmanirrohiim 
Minta maaf minta ridho 

Saya coba tulis kembali sebuah biografi Tuan Guru Marzuqi bin Mirshod, gurunya ulama Betawi. 
Tidak lebih tidak kurang hanya untuk memperkenalkan ke generasi sekarang tentang Guru yang sangat berpengaruh di Betawi dan untuk kita bersama-sama lebih bersemangat lagi dalam mempelajari ilmu agama. 

Sebuah biografi singkat seorang ulama Jakarta atau Betawi dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. 
Masyarakat Betawi biasa menyebut beliau dengan sebutan "Guru Marzuqi" 
Yang membedakan beliau dengan sebutan mu'alim dan ustadz meskipun dalam beberapa tulisan terkadang disebut dengan Kiai Marzuqi. 

'Guru' adalah level tertinggi dalam derajat keulamaan di kalangan masyarakat Betawi atau Jakarta tempo dulu.

Guru Marzuqi termasuk "enam guru" atau "the six teachers" dari para ulama Betawi dari akhir abad ke-19 hingga awal dan pertengahan abad ke-20. 
Keenam Guru tersebut adalah : 
1. Guru mansur Jembatan Lima 
2. Guru Majid Pekojan 
3. Guru Kholid Gondangdia 
4. Guru Romli menteng 
5. Guru Mughni Kuningan 
6. Guru Marzuqi Cipinang Muara 

Dari keenam Guru tersebut di atas bisa dikatakan Guru Marzuki termasuk ulama yang relatif lebih banyak menuliskan pemikirannya dalam bentuk kitab atau risalah dibanding dengan ulama lainnya. 
Memang karya tulis Guru Mansur lebih banyak dari Guru Marzuqi. 
Namun jika dilihat dari daftar murid-murid yang ditunjukkan dalam silsilah guru-murid maka murid-murid dari Guru Marzuqi adalah yang paling banyak menjadi ulama dibanding dengan Guru Mansur.

Nama lengkap beliau sebagaimana tertulis dalam karya-karyanya adalah Ahmad Marzuqi bin Mirshod. 
Adapun namanya yang lebih lengkap tersebut dalam riwayat hidup yang ditulis oleh anak beliau Muhammad Baqir bin Guru Marzuqi yakni Ahmad al-Marzuqi bin al-Mirsad bin Hasnum bin Khatib Sa'ad bin Abd al-Rahman bin al-Sultan al-Mulaqab bi Laqsana Malayang yang merupakan salah seorang sultan Melayu di Negeri Pattani Thailand Selatan. 
Jadi dari sisi ayah, Guru Marzuqi masih mempunyai darah keturunan bangsawan Melayu Pattani. 
Adapun ibunya bernama al-Hajah Fatimah binti almarhum al-haj Syihab al-din bin Magrabi al-Maduri yang berasal dari pulau Madura keturunan Maulana Ishaq Gresik Jawa Timur. 
Adapun kakek dari ibunya yakni Syihab al-din adalah seorang khatib di Masjid Jami' al-Anwar Rawa Bangke (Rawa Bunga) Jatinegara Jakarta Timur. 
Dalam karya-karyanya, Guru Marzuqi biasa menambahkan dengan kata 'Muara' sehingga menjadi Ahmad Marzuqi Muara, yang maksudnya adalah Cipinang Muara dan itulah yang menjadi cikal bakal daerah yang disebut Cipinang Muara. 
Maksud Muara adalah sebuah tempat bermuaranya orang-orang yang belajar ilmu agama. Tempat itu adalah tempat dimana Guru Marzuqi mengajar. 
 
Guru Marzuqi dilahirkan pada malam Ahad (Minggu) di kediaman ayahnya, Rawa Bunga Jatinegara pada 16 Ramadhan 1293 H (5 Oktober 1877 M). 
Sejak umur sembilan tahun Guru Marzuki ditinggal wafat sang ayah yang kemudian hanya diasuh oleh ibunya dalam suatu kehidupan yang sederhana. 
Setelah berumur 12 tahun, ibunya mengirimkan Marzuqi kecil untuk belajar Alqur'an dan dasar-dasar ilmu agama pada seorang ustadz yang bernama Anwar. 
Baru pada umur 16 tahun, Guru Marzuqi diserahkan kepada ulama yang bernama Sayyid Usman bin Muhammad Banahsan 

Dari karya-karyanya di bidang teologi, terungkap bahwa Guru Marzuqi berdiri di antara 'disiplin dalam beragama' dengan toleransi kepada sesama Muslim. 
Secara individual, Guru Marzuqi menekankan kedisiplinan dalam akidah dan ibadah. Namun dalam konteks relasi sosial sesama Muslim, Guru Marzuqi mengedepankan toleransi. Terbukti dari pandangan yang hati-hati dalam memberi penilaian kafir. Pengungkapan pemikiran Guru Marzuki dapat menyumbangkan khazanah intelektual mengenai persoalan kafir yang hingga kini menjadi isu yang selalu muncul di Indonesia. Pemikiran Guru Marzuqi memberikan kontribusi bagi sejarah pemikiran Islam moderat di Indonesia.

Atas permintaan Sayyid Usman bin Muhammad Banahsan, Guru Marzuki atas persetujuan ibunya pergi ke Mekah untuk beribadah haji dan menuntut ilmu agama layaknya ulama Jawi (Nusantara-Indonesia) pada masa itu. 
Ia berangkat menuju Mekah pada tahun 1325 H (1907/8M). 
Marzuqi muda pulang kembali ke Jakarta pada 1332 H (1913/14 M) dan diminta oleh gurunya Sayyid Usman bin Muhammad Banahsan untuk menggantikannya mengajar ilmu agama di Masjid Jami' al-Anwar Rawa Bangke (Rawa Bunga) Jatinegara hingga gurunya wafat. 
Kemudian dalam catatan riwayat yang ditulis oleh Muhammad Baqir bin Guru Marzuqi, Guru Marzuqi pindah ke Kampung Muara atau yang lebih dikenal dengan Cipinang Muara pada tahun 1340 H (1921/22 M). 
Hal ini disebabkan keadaan di Rawa Bunga sudah tidak memungkinkan lagi untuk tempat belajar dan mengajar agama karena lingkungannya sudah rusak. 
Tidak jelas benar apa yang dimaksud dengan "lingkungan yang sudah rusak" ini? 
Namun tampaknya yang dimaksud adalah sudah rusak dalam konteks moralitasnya sebab dalam riwayat Guru Marzuqi disebutkan bahwa ketika Guru Marzuqi memutuskan pindah ke Muara, kondisi Rawa Bunga sudah tidak lagi kondusif untuk belajar para santri yang dapat mengganggu psikologi belajarnya.

Di Kampung Muara inilah yang sekarang menjadi wilayah Cipinang Muara, Guru Marzuqi mengajar dan menulis kitab. 
Banyak murid dari berbagai wilayah di sekitar Jakarta (Batavia) berdatangan untuk belajar kepadanya. Begitu juga banyak penduduk setempat yang memeluk agama Islam karena dakwahnya. Banyak pula murid-muridnya yang menjadi ulama terkenal. 
Dalam banyak karyanya ia selalu menuliskan bahwa ia berasal dari Kampung Muara. Hingga saat ini masjid yang awalnya dibangun oleh beliau masih berdiri.

Guru Marzuqi juga mempelajari tasawuf dan memperoleh ijazah untuk menyebarkan tarekat 'Alawiyyah dari Syaikh Muhammad Umar Syata yang memperoleh silsilah tarekatnya dari Syaikh Ahmad Zaini Dahlan. Ia juga mendapatkan ijazah tarekat Khalwatiyah dari Syaikh Usman bin Hasan al-Dimyati. 
Tarekat 'Alawiyyah ini merupakan tarekat sufi tertua di Indonesia. 
Tarekat ini cukup populer di Hadramaut yang merupakan daerah asal para pendakwah yang membawanya ke Asia Tenggara. 
Di Indonesia, tarekat ini tidak mengenakan pakaian khusus, tidak pula menetapkan syaikh tertentu. 
Praktik yang dilakukan hanya berupa bacaan rawatib (bacaan rutin sehabis salat wajib 5 waktu) yang diwarisi secara turun temurun sejak Rosululloh dan Sahabatnya. 
Para pemukanya juga tidak menetapkan syarat-syarat atau kaidah tertentu selain mendorong untuk selalu membaca rawatib dan wirid-wirid.

Guru Marzuqi wafat pada 25 Rajab 1352 H (Senin 13 November 1934 M) dan dimakamkan berdekatan dengan komplek Masjid Al-Marzuqiyah di kawasan Cipinang Muara sekarang. 
Beliau meninggalkan tiga orang istri dan sembilan orang putra serta sembilan orang putri. 
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) memberikan penghargaan kepada beliau karena telah ikut mendirikan NU di Batavia/Jakarta pada tahun 1928 dan beliau juga menjadi Rais Syuriah hingga wafat. 

Guru Marzuqi memiliki banyak murid yang menjadi ulama terkenal terutama yang berada di lingkungan masyarakat Betawi. 
Sebagaimana dalam keterangan yang dibuat oleh Muhammad Baqir bin Guru Marzuqi setidaknya ada 70 murid yang pernah belajar kepada Guru Marzuqi yang kemudian menjadi ulama. 
Beberapa nama ulama yang cukup dikenal oleh masyarakat Betawi di Jakarta maupun Bekasi adalah KH Noer Ali Bekasi, KH Abdullah Syafi'i, KH Thohir Rohili, KH Hasbiyallah Klender, KH Ahmad Zayadi pendiri pondok pesantren Azziyadah serta ulama lainnya. 

Tidak heran bila beliau dijuluki sebagai "gurunya ulama Betawi" 

Jalur Sutra

Jalur Sutra adalah jalur perdagangan yang menghubungkan para pedagang di belahan bumi timur dan barat benua Asia, Eropa dan bangsa Romawi, Persia, India dan Arab yang berkelana mencari sutra dari Cina. Dinamakan Jalur Sutra karena pedagang, pengelana, biarawan, prajurit dan orang yang suka berpindah tempat (nomaden) menyusuri jalan setapak yang ramai dikala itu dengan menjual barang-barang dari daerah Barat dan daerah Timur. Jalur Sutra menghubungkan negara Cina dengan dunia Barat, dimana Sutra dari Cina sangat terkenal sebagai komoditas berharga diwaktu itu, sehingga banyak pedagang dari Barat yang mencari Sutra ke negeri Cina. 
Istilah Jalur Sutra pertama diperkenalkan oleh seorang geografer Jerman, Ferdinand von Richthofen, pada abad ke 19. Sebab para pedagang yang menginginkan barang dagangan yang terbanyak adalah Sutra dari Cina. Jalur Sutra dibuka dan dijaga oleh dinasti Han. 

Rute Jalur sutra : 
1. Cina Utara : dimulai dari kota Changan, membentang sampai Bulgar-Kipchak ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea, dari sana menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara dan Balkan ke Venezia. 
2. Cina Selatan : dimulai dari kota Changan, membentang sampai Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia, kemudian ke Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melalui Levant ke Mesir dan Afrika Utara. 

Panjang Jalur Sutra kurang lebih 7000 km. Para pedagang di waktu itu sangat rentan sekali dengan perampokan, sehingga para pedagang dari beberapa negara menyewa pasukan khusus. Pasukan pengamanan dari beberapa negara seperti Persia, Romawi, India dan Cina semakin lama semakin menjadi banyak dengan membawa unta, kuda, keledai dan chart khusus supaya mereka dapat mengangkut hasil dagangan dan dijual kembali di negaranya masing-masing. Perjalanan di Jalur Sutra memang sangat berbahaya jika tidak didampingi oleh pasukan pengamanan khusus, para pedagang sering diserang oleh suku-suku di Asia Tengah dimana mereka merampas dan merampok dagangan dan seringkali membunuh dengan sadis. Mendengar berita tersebut, Pemerintah Cina dibawah dinasti Han, mengutus Jenderal Zhang Qian membuka pos keamanan sampai daerah Asia Tengah. 
Rute Jalur Sutra tumbuh dengan pesat dengan bergabungnya aliansi kekaisaran Romawi yang tertarik berdagang dengan negeri Cina. Kerajaan Persia juga membentuk aliansi dagang dengan pemerintah Cina di Asia Tengah dengan difasilitasi oleh pedagang dari India yang bermukim di dekat Sungai Gangga. 

Untuk mata uang bangsa Cina pada jaman itu adalah Giok, Persia menggunakan Drachma (perak) dan Dinar (emas), Romawi menggunakan Sestertius, bangsa Arab menggunakan Dinar (emas), bangsa India menggunakan permata atau batu mulia. Namun banyak juga pedagang yang menggunakan metode barter dimana sutra ditukar dengan unta atau kuda atau juga barang lain selain mata uang. 

KODE MORSE

KODE MORSE adalah sebuah kode sistem untuk mengganti huruf, angka, tanda baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis. Diciptakan oleh Samuel FB Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835. Pada awal penggunaannya, kode Morse dipakai untuk pengiriman pesan dua tempat yang terpisah jauh dengan menggunakan teknologi Radio CW atau gelombang tetap sebelum ditemukannya komunikasi radio dengan suara. Sinyal yang paling umum disepakati dan digunakan dalam Kode Morse adalah sinyal "SOS" (... --- ...) kode tanda adanya bahaya. 
Di beberapa negara, menggunakan tanda ini diluar situasi gawat darurat dapat diancam hukuman. 
Kode Morse juga digunakan dan dipelajari di dunia Pramuka. Dalam Pramuka, kode Morse disampaikan menggunakan senter atau peluit. 

Kode Morse huruf : 
  • A • –
  • B – • • •
  • C – • – •
  • D – • •
  • E •
  • F • • – •
  • G – – •
  • H • • • •
  • I • •
  • J • – – –
  • K – • –
  • L • – • •
  • M – –
  • N – •
  • O – – –
  • P • – – •
  • Q – – • –
  • R • – •
  • S • • •
  • T –
  • U • • –
  • V • • • –
  • W • – –
  • X – • • –
  • Y – • – –
  • Z – – • •

Kode Morse Tanda Baca :

  • . • – • – • –
  • , – – • • – –
  • : – – – • • •
  • - – • • • • –
  • / – • • – •

Kode Morse Angka :

  • 1 • – – – –
  • 2 • • – – –
  • 3 • • • – –
  • 4 • • • • –
  • 5 • • • • •
  • 6 – • • • •
  • 7 – – • • •
  • 8 – – – • •
  • 9 – – – – •
  • 0 - - - - - 

Sejarah KENTONGAN

Kentongan adalah alat komunikasi yang digunakan dengan cara dipukul yang terbuat dari bambu. Kegunaannya sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda azan maupun tanda bahaya. Kentongan zaman dahulu sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan. 
Sejarah kentongan berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina yang mengadakan perjalanan dengan misi keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng Ho menemukan kentongan sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Penemuan kentongan tersebut dibawa ke Cina, Korea dan Jepang. 
Setiap daerah memiliki sejarah penemuan yang berbeda dengan nilai sejarahnya yang tinggi. 
Di Nusa Tenggara Barat, kentongan ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede Ngurah menggunakannya untuk mengumpulkan massa. 
Di Yogyakarta ketika masa kerajaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa, sering digunakan sebagai pengumpul warga 

14 Oktober 2020

Peristiwa MALARI (Malapetaka Lima Belas Januari)

MALARI adalah peristiwa demonstrasi mahasiswa yang terjadi pada 15 Januari 1974. Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri Jepang, Tanaka Kakuei, sedang berkunjung ke Jakarta. Mahasiswa menolak adanya penanaman modal asing dan merencanakan demonstrasi di Halim. Karena dijaga ketat, mahasiswa tidak berhasil menerobos masuk pangkalan udara. Kedatangan Ketua Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk, dijadikan momentum untuk demonstrasi. Klimaksnya adalah kedatangan PM Jepang disambut demonstrasi dan kerusuhan. Usai terjadi demonstrasi yang disertai kerusuhan, pembakaran dan penjarahan, Jakarta berasap. Presiden Soeharto lalu memberhentikan Soemitro sebagai Panglima Kopkamtib 

12 Oktober 2020

Sejarah sekolah STM

Sekolah Pertukangan adalah cikal bakal Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Nenek moyang anak STM dan pendidikan kejuruan di Indonesia boleh dibilang berasal dari zaman VOC. Sekolah berorientasi kejuruan pertama adalah Akademi Pelayaran (Academie der Marine) yang didirikan VOC pada tahun 1743, tetapi ditutup kembali pada tahun 1755. 

Ketika kekuasaan VOC berakhir pada penghujung abad ke-18, pendirian sekolah-sekolah dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda yang didasarkan atas keturunan, bangsa dan status sosial. Pendidikan kejuruan kemudian dilanjutkan kembali pada pertengahan abad 19. 

Pada 1853, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Ambacht School van Soerabaia (Sekolah Pertukangan Surabaya) ini adalah sekolah kejuruan pertama di Indonesia. Berbentuk sekolah teknik menengah, kelas belajarnya diselenggarakan malam hari untuk anak-anak Indo Belanda. Pada 1856, sekolah serupa didirikan di Jakarta. 

Darmaningtyas mencatat dalam "Pendidikan yang Memiskinkan" (2004) bahwa Wardiman Djojonegoro selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1993-1998, memiliki andil dalam perubahan nama-nama sekolah kejuruan, termasuk STM. Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Menengah Keterampilan Keluarga (SMKK), Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) dan lain-lain. Sekolah-sekolah tersebut oleh Mendikbud melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 036/0/1997, namanya diseragamkan menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 

Dalam buku "Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman" (1986) Pada tahun 1856, Ambachtsschool menyediakan perkumpulan Kristen. Bukan hanya perkumpulan Kristen, pada tahun 1865, sebuah tarekat Mason Bebas alias Freemason juga mendirikan Ambachtsschool di Batavia. Informasi ini disampaikan oleh Th.Stevens dalam "Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764 - 1962" (2004)

Bahasa pengantar di sekolah-sekolah pertukangan adalah bahasa Belanda. Para siswanya merupakan sekolah dasar yang berbasis Belanda, seperti Hollandsch Inlandsch School (HIS), Hollandsche Chineesche School (HCS) dan Schakelschool (Sekolah Peralihan) yang lama pendidikannya tiga tahun.

Jurusan di Ambachtsschool antara lain montir mobil, mesin, listrik, kayu dan penata batu. Tujuan dari sekolah ini adalah Skor W Erkbaas atau mandor.

Saat pelajaran di Ambachtschool milik Tarekat Mason Bebas tersebar luas, mereka membuka sekolahnya untuk pemerintah kolonial. Sekolah itu kemudian dikenal dengan nama Koningen Wilhelmina School (KWS) 

Alumni KWS Batavia yang terkenal adalah Friedrich Silaban, perancang Masjid Istiqlal dan Teuku Muhammad Hasan yang pernah menjadi gubernur Sumatra pertama. 

Setiadi Sapandi dalam buku Friedrich Silaban (2017) mencatat, perancang Masjid Istiqlal itu belajar di KWS Batavia, di Surabaya ada sekolah teknik bernama Koningen Emma School (KES) dan Koningen Princes Juliana School. Selain di Batavia dan Surabaya, di Bandung juga ada Ambacht Leergang atau pelatihan pertukangan yang menerima siswa sekolah dasar yang kualitasnya di bawah HIS. Selain kursus yang menyenangkan, Bandung juga punya Gemeentelijke AmbachtsschoolSalah satu jebolannya adalah Jenderal Amirmachmud, mantan Menteri Dalam Negeri di era Orde Baru. 

“Pendidikan saya hanya Sekolah Teknik (Ambachtschool) setelah menamatkan HIS. Lebih lengkap hanya untuk SMA yang sekarang. Minimal kemampuan bahasa Inggris saya yang juga minimal" kata Amirmachmud seperti mengutip Julius Pour dalam Baramuli Menggugat Politik Zaman (2000) 

Dari dunia sepakbola, lulusan Ambachtsschool yang terkenal adalah Tan Liong Houw alias Latief Harris Tanoto. Ia lulus dari Ambachtschool di Jakarta pada 1947. 

Dalam "Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764 - 1962, sekolah kejuruan pada zaman kolonial bukan hanya Ambachtschool. Di Semarang misalnya, sekolah yang ditujukan untuk para gadis.

Kala itu, sekolah menengah yang menerima sekolah dasar Belanda bukan hanya Ambachtsschool. Saat masuk STOVIA alias sekolah dokter Hindia, Radjiman Wediodiningrat, Soebroto alias Soetomo dan Wahidin Sudirohusodo, berstatus sebagai sekolah dasar dari Eropa Lager School (ELS) Begitu juga saat Raden Soelaiman Effendi Koesoemah Atmadja dan Besar Martokusumo masuk Rechtschool alias sekolah hakim di Batavia, status mereka adalah sebagai sekolah dasar. Sekolah hukum dan sekolah dokter menjadi sekolah tinggi yang hanya menerima siswa sekolah menengah seperti Algemene Middelbare School (AMS)

Setelah Indonesia merdeka, nama Ambachtsschool berganti menjadi Sekolah Teknik Pertama (STP) yang masa belajarnya hanya dua tahun. Sebelum 1950, seperti dicatat Suradi HP dan kawan-kawan dalam "Sejarah Pemikiran Pendidikan dan Kebudayaan" (1986) masa belajar di sekolah ini menjadi tiga tahun, sesuai dengan SMP dengan nama Sekolah Teknik (ST) Sekolah ini menerima hasil dari Sekolah Rakjat. Jurusannya antara lain bangunan, cor, keramik, kulit, listrik, cetak, radio, tenun dan sebagainya. Lulusan ST biasanya melanjutkan ke Sekolah Teknik Menengah (STM)

Pada umumnya, STM memiliki beberapa jurusan seperti kimia, listrik, mesin, mesin kapal, radio, tambang, pemeliharaan mesin uap, pemeliharaan mobil, pemeliharaan alat listrik, instrumen pesawat terbang, kerangka motor, pesawat terbang dan ukiran. Salah satu orang yang memulai bersekolah di STM adalah Robby Kaihana atau Robby Sugara (1950 - 2019) Ia terkenal bukan sebagai ahli teknik, tapi populer sebagai aktor era 1970-an yang masuk dalam "Lima Besar" karena bayarannya sangat mahal. 

Dalam "Apa Siapa Orang Film Indonesia"(1926 - 1978) yang disusun oleh Sinematek Indonesia, Robby Sugara disebut lulusan STM Poncol, jurusan Sipil Bangunan. Lulusan STM jurusan bangunan lainnya yang hadir di dunia hiburan adalah Koesdjono Koeswojo, kakak Tonny Koeswojo, yang ikut mengumpulkan Koes Bersaudara. Contoh lain lulusan STM yang dikenal oleh masyarakat, seperti yang dicatat Amiruddin Sormin, 100 Tokoh Terkemuka Lampung : 100 Tahun Kebangkitan Nasional (2008) adalah Jenderal Ryamizard Ryachudu 



sejarah sekolah STM 3 BONSER Jatinegara Jakarta Timur


SMK Negeri 5 Jakarta, sebelumnya bernama STM Pembetulan dan Pemeliharaan, didirikan pada tahun 1956 dengan SK No. 6737/B III tertanggal, 18 Februari 1956, di lokasi Kampung Jawa hingga 1957. Pada tahun 1958, kembali pindah ke jalan Budi Utomo No. 5 sampai dengan tahun 1959. Pada tahun 1960 barulah menempati gedung baru di jalan Kebon Sereh VII (BONSER 7) dulunya, dan diganti jalan Pisangan Baru Timur VII pada tahun 1981. 

Jalan Kebon Sereh dibagi 2, yaitu utara dan selatan. Kalau utara ada gang 7, 8, 9, 10. Kalau selatan ada 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Nama Pisangan Baru, diambil dari pasar pisang di pinggir rel kereta api BONSER selatan, dekat terowongan. Mungkin karena cukup terkenal, sehingga diganti denga nama Pisangan, dan menjadi 2 yaitu Pisangan Lama (seberang tol depan sekolah BONSER) dan Pisangan Baru/Kebon Sereh. 

Nama BONSER diambil dari singkatan Kebon Sereh, yang awalnya hanya sebutan untuk orang-orang disekitar rumah tersebut dan ada pertandingan sepak bola antar gang ditempat itu. 
Dari Bonser Selatan yang mengusung nama BONSELA 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. 
Dari utara mengusung nama BONSER 7, 8, 9 dan 10. 
Pemenangnya dari BONSER 9 waktu itu. 

Waktu zaman MALARI, STM 3 pernah dikepung oleh tentara. Mungkin karena tidak pro dengan pemerintah, dan beberapa siswanya ditahan di dalam ruangan, sebagian lari tunggang langgang selamatkan diri. 

Dan pernah ada perkelahian antara anak-anak Bonser utara/selatan dengan anak-anak Berland (perumahan utara/selatan di Bonser, perumahan anggota AURI) 
Jadi memang dari dulu nama BONSER sudah terkenal. 

Cikal bakal nama STM 3 BONSER diambil dari tawuran anak-anak Bonser utara dan anak STM 3 yang kebanyakan dari Tanjung Priok pada waktu itu. Setelah berdamai, maka tersebutlah STM 3 BONSER. 
Dulu banyak anak-anak dari Bonser selatan dan utara yang sekolah di STM 3 dan mereka sepakat menyebut STM 3 menjadi BONSER 3. Trend panggilan sekolah dengan nama lingkungan sebenarnya dimulai dari STM 3 BONSER. Baru setelah itu lahir nama Boedoet (Budi Utomo), Chaptoen (SMA 10) angka 10 yang dulunya sebutan untuk uang Rp.10,- 

Kalender Jawa (Kalender Sultan Agungan)

Kalender Jawa juga disebut sebagai Kalender Sultan Agungan karena diciptakan pada pemerintahan Sultan Agung (1613-1645)
Sultan Agung adalah raja ketiga dari Kerajaan Mataram Islam.
Pada masa itu, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India.
Kalender Saka didasarkan pergerakan matahari (solar)
berbeda dengan Kalender Hijriah atau Kalender Islam yang didasarkan pada pergerakan bulan (lunar)
Oleh karena itu, perayaan-perayaan adat yang diselenggarakan oleh keraton tidak selaras dengan perayaan-perayaan hari besar Islam.
Sultan Agung menghendaki agar perayaan-perayaan tersebut dapat bersamaan waktu. Untuk itulah diciptakan sebuah sistem penanggalan baru yang merupakan perpaduan antara kalender Saka dan kalender Hijriah.
Sistem penanggalan inilah yang kemudian dikenal sebagai kalender Jawa atau kalender Sultan Agungan.
Kalender ini meneruskan tahun Saka, namun melepaskan sistem perhitungan yang lama dan menggantikannya dengan perhitungan berdasar pergerakan bulan.
Karena pergantian tersebut tidak mengubah dan memutus perhitungan dari tatanan lama, maka pergeseran peradaban ini tidak mengakibatkan kekacauan, baik bagi masyarakat maupun bagi catatan sejarah. 

Tahun Jawa atau tahun Jawa Islam Sultan Agung, memiliki berbagai macam siklus. Siklus harian yang masih dipakai sampai saat ini adalah saptawara (siklus tujuh hari) dan pancawara (siklus lima hari) 
Saptawara atau padinan terdiri dari ngahad (dite), senen (soma), selasa (anggara), rebo (buda), kemis (respati), jemuwah (sukra) dan setu (tumpak).
Siklus tujuh hari ini sewaktu dengan siklus mingguan pada kalender Masehi : Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. 

Pancawara terdiri dari kliwon (kasih), legi (manis), pahing (jenar), pon (palguna), dan wage (cemengan)
Pancawara juga biasa disebut sebagai pasaran. Siklus ini dahulu digunakan oleh pedagang untuk membuka pasar sesuai hari pasaran yang ada. Karena itu kini banyak dikenal nama-nama pasar yang menggunakan nama pasaran tersebut, seperti Pasar Kliwon, Pasar Legi, Pasar Pahing, Pasar Pon dan Pasar Wage.

Selain pancawara dan saptawara, masih ada siklus 6 hari yang disebut sadwara atau paringkelan. Walau kadang masih digunakan dalam pencatatan waktu, paringkelan tidak digunakan dalam menghitung jatuhnya waktu upaca-upacara adat di Keraton. Paringkelan terdiri dari tungle, aryang, warungkung, paningron, uwas dan mawulu

Seperti pada penanggalan lainnya, kalender Jawa memiliki dua belas bulan. Bulan-bulan tersebut memiliki nama serapan dari bahasa Arab yang disesuaikan dengan lidah Jawa : sura, sapar, mulud, bakdamulud, jumadil awal, jumadil akhir, rejeb, ruwah, pasa, sawal, dulkangidah dan Besar. Umur tiap bulan berselang-seling antara 30 dan 29 hari. 

Satu tahun dalam kalender Jawa memiliki umur 354 3/8 hari. Untuk itu terdapat siklus delapan tahun yang disebut sebagai windu. Dalam satu windu terdapat delapan tahun yang masing-masing memiliki nama tersendiri : alip, ehe, jimawal, je, dal, be, wawu dan jimakir. 

Tahun ehe, dal dan jimakir memiliki umur 355 hari dan dikenal sebagai tahun panjang (taun wuntu), sedang sisanya 354 hari dikenal sebagai tahun pendek (taun wastu)
Pada tahun panjang tersebut, bulan Besar sebagai bulan terakhir memiliki umur 30 hari. 
Selain itu terdapat siklus empat windu berumur 32 tahun dimana nama hari, pasaran, tanggal dan bulan akan tepat berulang atau disebut tumbuk. Keempat windu dalam siklus itu diberi nama kuntara, sangara, sancaya dan adi. 

Tiap windu tersebut memiliki lambang sendiri, kulawu dan langkir. Masing-masing lambang berumur 8 tahun, sehingga siklus total dari lambang berumur 16 tahun. Meski demikian, masih ada perbedaan perhitungan antara tahun Jawa dan tahun Hijriah. Tiap 120 tahun sekali akan ada perbedaan satu hari pada kedua sistem penanggalan tersebut. Maka pada saat itu tahun Jawa diberi tambahan satu hari. Periode 120 tahun ini disebut dengan khurup. Sampai awal abad 21, telah terdapat empat khurupNama khurup yang berlangsung, mengacu pada jatuhnya hari pada tanggal 1 bulan sura tahun alip. Pada khurup asapon, tanggal 1 bulan sura tahun alip, akan selalu jatuh pada hari selasa pon selama kurun waktu 120 tahun. 

Terkait dengan penanggalan Jawa, dikenal pula periode waktu yang dianggap menentukan watak dari anak yang dilahirkan seperti halnya pada astrologi yang terkait dengan kalender Masehi. Periode ini disebut wuku, dan ilmu perhitungannya disebut sebagai pawukon. 
Terdapat 30 wuku yang masing-masing memiliki umur 7 hari, sehingga satu siklus wuku memiliki umur 210 hari yang disebut Dapur wuku. 

Selain wuku, terdapat juga neptu, yang digunakan untuk melihat nilai dari suatu hari. Ada dua macam neptu, neptu dina dan neptu pasaran. Neptu dina adalah angka yang digunakan untuk menandai nilai hari-hari pada saptawara, sedang neptu pasaran digunakan untuk menandai nilai hari-hari pada pancawara. Nilai-nilai ini digunakan untuk menghitung baik buruknya hari terkait kegiatan tertentu, juga perwatakan seseorang yang lahir pada hari tersebut. 

Kalender Sultan Agungan yang dimulai pada jumat legi tanggal 1 sura tahun alip 1555 J atau 1 Muharram 1043 H atau 8 Juli 1633. Peristiwa ini terdapat pada windu kuntara lambang kulawu, dan ditandai dengan candra sengkala yang berbunyi “jemparingen buto galak iku” (Panahlah raksasa buas itu)

Sejak saat itu, Kerajaan Mataram dan penerusnya mampu menyelenggarakan perayaan-perayaan adat seirama dengan hari-hari besar Islam. Upacara-upacara tradisi seperti garebeg tidak menjadi halangan bagi perkembangan Islam, namun malah dimanfaatkan sebagai syiar agama itu sendiri. Sistem penanggalan baru ini merupakan upaya seorang pemimpin yang berpandangan jauh ke depan untuk menggabungan dua arus peradaban pada masa itu, sebuah rekonsiliasi antara gelombang kebudayaan Islam dengan peradaban pra Islam. Peradaban baru yang kini dikenal sebagai Mataram Islam 


11 Oktober 2020

Orang Keling

23 September 2020

Fungsi kantong kecil pada celana Jeans

Kantong imut yang ada di celana jeans ternyata dulunya berfungsi untuk menyimpan jam tangan para koboi. 
Telah dibahas oleh ahli jeans dan tekstil dalam beberapa forum. Salah satu jawaban datang dari Renata Janoskova, pengguna jeans yang menjawab berdasarkan kutipan pada website Levi Strauss, kantong kecil pada jeans, berfungsi sebagai kantong jam. Kantong kecil ini cukup untuk jam tangan. Levis membuat kantong kecil untuk menggantungkan jam tangan koboi. Namun hingga saat ini kantong kecil tersebut tetap menjadi mode dan selalu ada pada jelana jeans merek apapun. 

Kembali pada tahun 1800, koboi menyimpan jam menggunakan kantong di celana mereka. Untuk menggantungnya, mereka menggunakan rantai. Untuk menjaga agar jam mereka tidak rusak, Levi Strauss akhirnya memperkenalkan saku kecil ini untuk menyimpan jam tangan. 





Sajak WS Rendra - Bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta

Bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta

Pelacur-pelacur kota Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
Telah diganyang
Telah di haru biru
Mereka kecut keder
Terhina dan tersipu-sipu

Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau relakan dirimu dibikin korban

Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau rela dibikin korban

Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu

Dan kau dasima
Kabarkan kepada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemes
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya 


Politisi dan pegawai tinggi Adalah caluk yang rapi Kongres-kongres dan konferensi Tak pernah berjalan tanpa kalian Kalian tak pernah bisa bilang tidak Lantaran kelaparan yang menakutkan Kemiskinan yang mengekang Dan telah lama sia-sia cari kerja Ijazah sekolah tanpa guna Para kepala jawatan Akan membuka kesempatan Kalau kau membuka paha Sedang diluar pemerintahan Perusahaan-perusahaan macet Lapangan kerja tak ada

Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk sorga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan lebih banyak lapangan kerja bagi rakyatnya


Kalian adalah sebagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun sesalkan mana yang kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban


Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah
Bahkan seks mereka politikkan

Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan derajat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan


Saudari-saudariku
Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu diujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji-panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka 

Menganjurkan mengganyang pelacuran

Tanpa menganjurkan mengawini para bekas pelacur adalah omong kosong


Pelacur-pelacur kota Jakarta

Saudari-saudariku 

Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina dengan isteri saudaranya 



22 September 2020

punk anti komunis

Untung saja Punk baru muncul tahun 90n. Seandainya Punk dengan ideologi anarkisme nya sudah muncul sejak 1965, mungkin dendam lebih kesumat lagi. 
Jangankan dengan Anarkis, PKI sebagai kekuatan komunis utama juga berseteru dengan para pengikut Tan Malaka (yang dituduh Trotskis) dan Sutan Sjahrir (yang dituduh Sosialis Kanan/Kapitalis) 

Di mata PKI, yang tidak mau ikut pemahaman komunis versi mereka, dianggap musuh. Sejalan dengan titah tuhan mereka di Moskow maupun Peking. 
Meskipun sama-sama beraliran kiri (sosialis), namun dari awal lahirnya, komunis yang diwakili oleh Marx dan Engels, serta Anarkisme yang diwakili Bakunin dan Kropotkin, telah bentrok habis-habisan sejak Internasionale Pertama seabad lalu, dimana seluruh kaum sosialis Eropa berkumpul untuk mengorganisir aksi mereka. 
Pada kongres tersebut, Bakunin mengecam konsep perebutan negara oleh kaum proletar (buruh) yang akan menyebabkan lahirnya tirani baru bernama negara Soviet. 
Sedangkan Marx mengkritik konsep destruktif Bakunin hanyalah utopia yang tidak mungkin terwujud. 
Dan ternyata ramalan Bakunin terbukti. Semenjak berdirinya komunis (1917) hingga runtuhnya (awal 90n) negara komunis telah menjadi monster bagi rakyatnya sendiri. Itulah apa yang disebut Bakunin sebagai “Kapitalisme Negara” 
Mereka menjadikan negara seperti sebuah perusahaan, dimana para petugas partai komunis adalah para administrator dan rakyat adalah budak-budaknya. 

Anak-anak Punk di akhir kejatuhan Orde Baru, punya pengalaman pahit bermesraan dengan kaum komunis dibawah payung Partai Rakyat Demokratik. 
Mereka, kaum pengagum Lenin dan Stalin, pernah mengibuli anak-anak Punk yang lugu secara politik untuk memperbesar kekuatan massa mereka, bahkan sebagian lagi dipekerjakan seperti budak dengan duduk sebagai pejabat partai di wilayah kota maupun daerah. 
Menjijikan bukan? 

Setelah Soeharto turun, barulah sebagian anak-anak Punk sadar. Selama ini mereka seperti sapi dicocok hidungnya. Mereka hanya jadi batu loncatan bagi para petualang politik macam Budiman Sudjatmiko, Andi Arief, Dita Indah Sari, Coen Husein Pontoh dan para serdadu Marxis penjilat lainnya. Sebagian mereka sekarang sudah jadi wakil rakyat, sebagian lagi jadi pejabat publik dan sisanya jadi ternak piaraan partai-partai koruptif. 

Peristiwa itu sulit dilupakan karena ternyata ada sebagian kawan-kawan Punk yang ikut terluka atau bahkan mati disiksa aparat saat demonstrasi bersama mereka, para pengagum si botak Lenin. Sementara mereka yang mati-matian membela partai harus menderita. Diluar sana, pejabat partai malah asik bercengkerama dengan musuh-musuh rakyat. Akibat kejadian itu, ada sebagian punkers yang kecewa, kemudian meninggalkan partai dan menjadi apolitis sama sekali. Sebagian lagi memendam perihnya dikibulin dan mengambil posisi berhadap-hadapan dengan politik beserta para pelakunya. 

Khusus untuk kaum Leninis-Stalinis, ada beberapa Punk yang menabuh genderang perang setiap apapun yang berbau palu arit. Kalau disurvey, mungkin mayoritas Punkers membenci komunis atas pengalaman tersebut. 
Di bawah ini ada beberapa sebabnya : 

1. Political Party Is Bullshit 
Dulu sempat ramai slogan ini, terutama setelah beberapa punggawa Punk di Jakarta, Bandung dan Surabaya merasa telah ditipu para petualang politik di PRD. Tadinya anak-anak Punk mengira perjuangan mereka adalah perjuangan suci membela kaum tertindas, tapi ternyata apa yang dilakukan mereka tidak ada bedanya sama sekali dengan politisi busuk lainnya. Mereka memanfaatkan jeritan rakyat untuk naik pangkat. Mereka melakukan aksi hanya untuk bahan promosi. Mereka menaruh simpati dengan harapan dikasihani. Lantas apa bedanya dengan partai lainnya kalau yang dilakukan sama saja. Akhirnya orang menjadi yakin bahwa partai politik sama saja. Apakah mereka pro wong cilik, atau kelihatan merakyat, atau teriak-teriak anti korupsi, sama saja. Kalau sudah kena sindrom kekuasaan, mereka cenderung cepat lapar dan haus sehingga menjadi rakus. Mereka memegang prinsip “bersatu untuk nafsu kekuasaan, berpolitik untuk kepentingan sendiri, berkuasa untuk meraih kenikmatan, berkampanye untuk meraih semua itu” 

2. Punk Menolak Hierarki dan Dogma 
Tidak ada seorang pun yang mengaku Marxis/Leninis/Stalinis/Maois yang tidak bercita-cita mendirikan partai. Sebab dalam konsep utamanya, kekuasaan/negara harus direbut lewat partai yang rapih dan mengikat, baik lewat cara-cara parlementer maupun lewat jalan kekerasan. Punk tidak mengenal partai, sebab partai mewakili kesan birokratis. Ada struktur dan aturan yang harus ditaati. Aturan inilah yang memungkinkan orang untuk menindas satu sama lain. Seseorang tidak memiliki hak untuk berpikir dan bertindak bebas dalam suatu sistem dimana segalanya serba dogmatis. Para ahli sejarah berkata ”komunis telah menjadi pesudo-religion” 
Pseudo religion berarti menyerupai agama, karena memang di dalam partai komunis semua kader harus tunduk pada titah ketua partai, bahkan ketika ketua partai membuat aturan cebok yang baik dan benar menurut Karl Marx, maka kader harus mengikuti bila tidak ingin dikatakan kontra revolusioner. 

3. Punk Ingin Revolusi Yang Membolehkan Punk Tetap Bermoshing Ria 
Masih ingat Koes Plus, di masa PKI jaya di awal 60n hingga tahun 65, mereka dipenjara karena dituduh memainkan musik kapitalistik. Bahkan Bung Karno melarang semua karya The Beatles dan band British Invasion lainnya dengan menyebutnya sebagai musik “ngak ngik ngok” yang tidak sesuai dengan arah revolusi bangsa. 
Atas nama revolusi, PKI memberangus karya seni yang bertentangan dengan paham mereka. Bahkan oleh mereka, karya seni dipakemkan harus begini dan harus begitu. Memang benar PKI tidak benci karya seni, tapi sikap arogannya terhadap orang-orang yang berseberangan dengan mereka, diberangus begitu saja tanpa ada penjelasan yang lebih masuk akal. 
Dimasa jayanya, Pramoedya Ananta Toer, orang yang dikagumi banyak anak muda ingusan sebagai sastrawan terhebat sedunia akhirat, juga melakukan pemberangusan terhadap lawan-lawan politik mereka lewat media-media corong yang dikuasai Pram, seperti Bintang Timur dan Harian Rakyat. Apa yang dilakukan Pram amatlah wajar sebagaimana yang dilakukan Soviet dulu terhadap karya-karya seorang Anarkis terkenal, Leo Tolstoy. Hanya karena berbeda pandangan, sebuah karya dibungkam. Mungkin kalau musik-musik amburadul macam Punk sudah hidup sejak tahun 60n, akan kena juga pemberangusan, kecuali punk-punk yang ikut dengan partai mereka pasti akan diselamatkan meskipun musiknya sama-sama amburadul. 
Emma Goldman, pemikir Anarkis terkenal, mengatakan “saya hanya ingin revolusi yang membolehkan saya tetap menari” 
Emma menolak negara campur tangan soal selera seni seseorang sebagaimana yang terjadi di negara-negara komunis. Emma berkomentar ”Lenin terlalu sibuk berpolitik, makanya dia benci seni” 

4. Bagi Punk, Revolusi Terjadi Spontan, Tanpa Paksaan Partai 
Menjadi seorang komunis berarti menjadi sebuah robot. Mereka terpasung aturan-aturan dan dogma. Bahkan untuk mencapai kemenangan revolusi, mereka menyiapkan langkah-langkah yang amat detail seperti sebuah buku ensiklopedia. Setiap tahapannya harus dijalankan berurutan tak boleh terloncat sesuai titah bos partai. Menurut Punk, revolusi terjadi alamiah. Ketika rakyat mulai merasa tertekan, mereka dengan sendirinya memberontak. Revolusi tidak berjalan melalui paksaan. Apa yang terjadi pada tahun 1926, 1948 dan 1965 adalah revolusi dadakan karena nafsu lebih besar daripada kemampuan. PKI melakukan keteledoran hanya karena tidak ingin dibilang ketinggalan jaman. Sebab pada saat yang bersamaan, Uni Soviet sedang menginvasi Eropa Timur, China menggelar revolusi budaya, Korea Utara menyerbu ke selatan dan berbagai peristiwa ekspansif yang dilakukan partai-partai komunis dunia. PKI tentu tidak ingin melewatkan momen tersebut. 
Tahun 98 itu termasuk revolusi spontan. Meskipun tidak terlihat terlalu spontan, tapi revolusi penggulingan Soeharto dilakukan oleh banyak pihak dari banyak elemen, tidak cuma kaum komunis saja. Sehingga peristiwa 98 tidak bisa diklaim sebagai kemenangan satu pihak, sebagaimana yang biasa dilakukan orang-orang komunis. 

5. Komunis bilang "Punk Sama Terkutuknya Dengan Kapitalisme" 
Tidak mengherankan bila salah satu pejabat PRD pernah mengatakan di depan publik ”Paham Anarkisme sama haramnya dengan kapitalisme” 
Sebagaimana yang dikutip Pamudji, punggawa Punk yang pernah tersesat di PRD. Pamudji mengungkapkan salah satu alasannya keluar dari PRD karena kaum Leninis itu tidak bisa menghargai perbedaan keyakinan. Pam juga menulis kebusukan PRD lewat sebuah pledoi di Zine Mempersenjatai Imajinasi #2. 
Mengapa tidak mengherankan? Karena sejarahnya, komunis selalu mengganyang pihak yang berseberangan dengan mereka. Ketika Bolshevik menang, program pertama yang mereka lakukan adalah menghancurkan Menshevik, oposisi mereka di Partai Sosialis Rusia. Padahal mereka sama-sama meyakini Marx, tapi sikap oposan itu yang tidak disukai Lenin. 
Di Indonesia, PKI dengan suka cita membubarkan Partai Sosialis Indonesia pimpinan Sjahrir hanya karena Sjahrir mempunyai keyakinan sebagai seorang Sosialis-Demokrat. 
Di tahun pergolakan revolusi, akhir 40n, PKI juga menjadi dalang pembunuhan Tan Malaka melalui underbouw-nya Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) 
Permusuhan dengan Tan Malaka konon terjadi karena perintah langsung dari Moskow. Tan Malaka dibenci karena menolak dominasi Moskow dan lebih menyukai komunisme dengan cita rasa lokal yang sesuai dengan kepribadian rakyat Indonesia, padahal Tan Malaka ini bekas pimpinan komunis wilayah Asia Pasifik. 
Tapi sekali lagi, hanya karena berbeda pendapat, dia kena hajar juga. 

6. Libido Dominasi Komunis Terlalu Tinggi 
Dimanapun seorang komunis berada, dia punya nafsu menguasai. Tak cuma organisasi buruh, mereka juga ingin merebut organisasi apapun dengan segala jabatan di dalamnya. Dimasa jayanya, PKI menguasai organisasi pelajar, mahasiswa, guru, wartawan, petani, nelayan dan juga jabatan-jabatan pemerintahan seperti kepala desa. Jangan pernah heran kalau suatu ketika mereka mengajak membuat front yang terdiri dari beberapa kalangan dengan spektrum ideologi yang luas, mereka pasti berusaha mendominasi dan merebut posisi pimpinan. Mereka hanya berpikir untuk kelompoknya sendiri. Mereka memang tidak benar-benar berniat kerja sama. Dipikirannya hanyalah eksploitasi. Mereka yang katanya “demokratik” aslinya sangat otoriter. Jadi harusnya PRD bernama PRO (Partai Rakyat Otoriter) 
Wajar kalau Budiman bergabung dengan partai yang katanya “demokrasi" padahal aslinya feodal dengan ketua partai yang itu-itu saja dan menganggap bahwa partai punya keluarga mbahnya. 

7. Punk Cinta Damai 
Bergidik bulu kuduk bila mendengar seruan Lenin pada awal revolusi Bolshevik 1917 “Untuk menerapkan komunisme, kita tidak gentar berjalan diatas 30 juta tengkorak sekalipun” 
Atau di lain kesempatan dia berkata ”Tidak jadi soal apabila 3/4 penduduk dunia habis, asalkan 1/4 sisanya adalah komunis” Teringat pula jutaan orang yang telah dipaksa bunuh diri dengan mengirim mereka ke gulag-gulag khayalan Joseph Stalin. 
Apa yang dilakukan Mao di era revoulsi kebudayaan adalah sebuah kegoncangan sosial terbesar sepanjang sejarah. Kira-kira 20 juta orang mati kelaparan karena khayalan Mao. Baik Lenin, Stalin maupun Mao, menjadikan orang-orang yang percaya padanya sebagai tikus percobaan di laboratorium bernama mimpi komunisme. 
Punk tentu menolak tindakan represif seperti itu. Jangankan tindakan represif yang dilakukan negara, bahkan yang dilakukan aparat sekalipun akan ditentangnya, sebab Punk berarti cinta damai. 
Perlu diingat, yang menjadikan Punk berbahaya bukanlah senjata, tapi "MAKNA" 

Oleh : Bang Samosir, bekas budak PRD 

24 Agustus 2020

Batavia-Arrack van Oosten

Arak adalah minuman beralkohol yang populer selama era kolonial. Minuman ini disuling dari tebu, beras merah lokal yang difermentasi dan dipadukan dengan ragi lokal untuk memberikan rasa dan aroma yang unik. 

Salah satu perusahaan arak yang paling lama berdiri di Indonesia adalah Batavia Arak Company (Dutch Batavia-Arak Maatschappij) yang beroperasi pada tahun 1872, menjadi perseroan terbatas pada tahun 1901 dan masih beroperasi pada awal 1950-an. 

Perusahaan Batavia Arak juga mengekspor arak ke Belanda dan berkantor di Amsterdam. 

Beberapa merek arak yang diproduksi oleh Batavia Arak Company adalah KWT (diproduksi di daerah Bandengan) dan OGL. 

Batavia Arak tersedia di Eropa Utara dan Asia Selatan, namun sulit ditemukan di Amerika Serikat. 

Batavia-Arrack van Oosten adalah merek yang lebih baru tersedia. 

Batavia-Arrack dikatakan dapat meningkatkan rasa ketika digunakan sebagai komponen dalam produk lain seperti kue kering (Finnish Runeberg torte atau Dresdner Stollen) atau dalam industri kembang gula dan perasa dan digunakan juga dalam minuman herbal pahit dan sebagai campuran dalam minuman beralkohol lain (punsch, regent punch, royal punch dan black tea-port milk punch) 

Penggunaannya dalam punch dicatat oleh bartender Amerika awal, Jerry Thomas "Sebagian besar arak yang di impor ke negara ini disuling dari beras dan berasal dari Batavia. Hanya sedikit digunakan di Amerika kecuali untuk membumbui punch. Rasanya sangat menyenangkan dalam campuran ini. Arak meningkat pesat seiring bertambahnya usia. Ini banyak digunakan di beberapa bagian India, dimana disuling dari umbi dan sari pohon kelapa" 



22 Agustus 2020

Puisi Terlena karya Buya Hamka

Waktu berlalu begitu pantas menipu kita yang terlena. 
Belum sempat berzikir di waktu pagi, hari sudah menjelang siang. 
Belum sempat bersedekah pagi, matahari sudah meninggi. 
Niat pukul 9 pagi hendak sholat Duha, tiba-tiba azan Zuhur sudah terdengar. 
Teringin setiap pagi membaca 1 juz Al-Qur'an, menambah hafalan satu hari satu ayat, itupun tidak dilakukan. 
Rancangan untuk tidak akan melewatkan malam kecuali dengan Tahajud dan Witir walaupun hanya 3 roka'at, semua tinggal angan-angan. 
Beginikah berterusannya nasib hidup menghabiskan umur? 
Sekedar berseronok dengan usia? 
Lalu tiba-tiba menjelmalah usia di angka 30, sebentar kemudian 40, tidak lama terasa menjadi 50 dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan panggilan "Kakek Nenek" menandakan usia kita sudah tua. 
Lalu sambil menunggu sakaratul maut tiba, diperlihatkan catatan amal yang pernah kita buat. 
Astaghfirullah, 
Ternyata sedekahku tidak seberapa dan infaq ku cuma sekedarnya saja. 
Mengajarkan ilmu tidak pernah ada. 
Silaturahmi tidak pernah dibuat. 
Justru, apakah roh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat berpisah dengan tubuh ketika sakaratul maut?
Tambahkan usiaku Ya Allah. 
Aku memerlukan waktu lagi dan lagi dan lagi untuk beramal sebelum Kau akhiri ajalku. 
Belum cukupkah kita menyia-nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun?
Perlu berapa tahun lagikah untuk mengulang pagi, mengulang siang, petang dan malam. 
Perlu berapa minggu, berapa bulan dan berapa tahun lagi agar kita benar-benar bersedia untuk mati. 
Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala. 
Maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena 


KISAH SAMSON

Diriwayatkan bahwa ada seorang hamba Allah yang bernama Sam'un dari Bani Israil. Ia senantiasa berjuang melawan orang–orang kafir, hingga pada suatu saat istrinya bersama orang–orang kafir berencana membunuhnya. Pada suatu malam istrinya mengikat tubuh Sam'un yang sedang tidur lelap dengan rambut milik Sam'un. Setelah Sam'un tidak dapat melawan, maka orang–orang kafir bersama–sama mengarak dan menyiksa Sam'un dengan keji. Namun ketika itu pula Sam'un mendapatkan pertolongan dari Allah. Sam'un berhasil merobohkan istana kaisar dan seluruh masyarakatnya hancur beserta istri dan para kerabat yang mengkhianatinya. 

Setelah itu Sam'un menghabiskan waktunya untuk beribadah. Siang hari digunakan untuk berpuasa dan malamnya ia gunakan untuk sholat. Rutinitas tersebut dilakukan Sam'un hingga seribu bulan 




Kancil mencuri mentimun

Suatu hari, Sang Kancil mencoba mencuri mentimun dari ladang petani. Ia berhasil mencuri beberapa mentimun, kemudian ia bertemu orang-orangan sawah, lalu mengejeknya karena tidak bisa membuatnya takut. Dia menendang orang-orangan sawah dengan kaki depannya, tetapi kaki depannya tersangkut di orang-orangan sawah yang telah diisi dengan lem oleh petani. Dia mencoba mencabut kakinya, tetapi sia-sia karena lemnya terlalu kuat. 

Kemudian, petani datang dan menertawakan Sang Kancil yang telah terperangkap oleh lem pada orang-orangan sawah. Petani tersebut kemudian menempatkannya di dalam kandang selama sisa hari itu. 

Malamnya, anjing petani datang untuk melihat Sang Kancil. Anjing itu mengejeknya dan berkata bahwa dia akan dimasak keesokan paginya. Sang Kancil tetap tenang dan santai. Anjing itu menjadi bingung dan bertanya kepadanya. 

Kancil berkata "Kamu salah, aku tidak akan dimasak, aku akan menjadi pangeran" 

Anjing menjadi lebih bingung 

"Aku akan menikahi putri petani dan aku akan menjadi pangeran. Aku merasa kasihan padamu. Semua kesetiaanmu dibayar seperti ini, kamu hanya menjadi anjing. Lihat aku, besok aku akan menjadi pangeran" kata Sang Kancil dengan bangga. 

Anjing itu yang merasa didiskriminasi oleh tuannya sendiri, memintanya untuk pindah tempat. Dia berpikir bahwa dengan beralih tempat dengan Sang Kancil, dia akan menjadi pangeran. Jadi dia membuka kandang dan membebaskannya. 

Pagi berikutnya, petani itu bingung karena dia tidak melihat kancil dimanapun, sebaliknya dia melihat anjingnya sendiri di dalam kandang mengibas-ngibaskan ekornya 



17 Agustus 2020

Dulu Es Batu adalah sajian yang sangat mahal

Pernah jadi sajian mewah, begini sejarah Es Batu saat pertama kali datang ke Indonesia. 
Saking hebohnya, berita kedatangannya sampai dimuat di koran. 

Dulu, es batu dianggap sebagai sajian mewah yang hanya mampu dibeli oleh orang kaya dan punya kedudukan. Kedatangan es dingin ini bahkan membuat negara kita heboh luar biasa. Pertama kali masuk Indonesia pada bulan November tahun 1846, es batu ini dibawa oleh kapal besar dari Boston, Amerika Serikat, atas pesanan Roselie en Co. Es tersebut baru dibongkar keesokan harinya. 

Satu hari sebelum kapal tersebut datang, kabar tentang kedatangannya sudah termuat dalam surat kabar Kavasche Courant. 
Tak heran jika kabar ini tersebar ke seluruh penjuru Batavia dan membuat banyak orang penasaran. 
Namun dulu belum canggih seperti sekarang karena belum ada lemari pendingin, balok-balok es ini ditutupi dengan selimut wol agar tak mencair. 

Jangan dibayangkan es batu ini bisa murah meriah seperti sekarang. Es batu hanya bisa dikonsumsi oleh orang elit Belanda yang berada di kawasan Weltevreden (Sawah Besar, Jakarta Pusat) atau Meester (Jatinegara, Jakarta Timur) saja. 

Orang Belanda biasa bahkan tak tau betapa nikmatnya sajian ini ketika itu. 
Setiap 500 gram es batu, dibanderol 10 sen Gulden, sangat mahal ketika itu. 

Mengetahui fakta bahwa es batu adalah sajian mewah, semua orang membicarakannya. Ada yang menyebut es batu sebagai obat sariawan, ada juga yang bilang batu-batu putih sejernih kristal yang kalau dipegang bisa membuat tangan kaku. 

Sampai tahun 1870, es masih diimpor dari Boston. 

25 tahun setelahnya, pabrik es batu pertama kali muncul di Indonesia. 
Seorang Tionghoa bernama Kwa Wan Hong menjadi pelopornya. Ia membuka pabrik di Semarang. Hal ini ternyata menginspirasi banyak orang untuk mendirikan pabrik yang sama di beberapa daerah seperti Surabaya, Pekalongan, bahkan Batavia sendiri yang berlokasi di jalan Gajah Mada, kawasan Petojo 

16 Agustus 2020

Haji Darip, Panglima perang dari Klender

KH Muhammad Arif (Haji Darip Klender) 

Lahir tahun 1886, wafat tahun 1981. 
Beliau lulusan Mekkah. 
Beliau sangat disegani dan dihormati para pejuang 45. 
Beliau berhasil mengkoordinir para pemuda, para jagoan, para tokoh yang tersebar di wilayah Klender dan sekitarnya. 
Berkat perlawanannya yang keras, Klender menjadi wilayah yang diwaspadai Belanda. 
Beliau juga dijuluki “Panglima Perang Dari Klender” 
Melalui komandonya, beliau berhasil menjadikan Klender sebagai wilayah pertahanan yang merupakan gudang makanan dan persenjataan. 
Jaringannya juga luas, beliau berhasil melakukan hubungan dengan para tokoh pemuda saat itu. 
Melalui peran dan saran beliau, tokoh-tokoh pemuda yang telah “menculik” Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok menempatkan Bung Karno dan Bung Hatta di rumah yang tidak layak, akhirnya dipindahkan ke rumah salah satu orang tionghoa. 

Setelah kemerdekaan kelak, Bung Karno mendatangi wilayah Klender dan memimpin rapat akbar untuk membangkitkan semangat rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. 
Dalam kiprahnya pada perjuangannya, Haji Darip penuh dengan peristiwa dramatis. Beliau harus keluar masuk hutan, kelaparan, kehausan, bahkan harus menyebrangi sungai demi menghindari kejaran Belanda, bahkan rumahnya habis dibakar Belanda. 
Haji Darip adalah pejuang besar yang terus  dicari oleh Belanda. 
Pernah beliau tertangkap, kemudian disiksa oleh Belanda karena keberadaanya bocor oleh mata-mata dari pribumi. 

Pada tahun 1950, Bung Karno memanggil sosok yang karismatik ini ke istana Cipanas. Mereka kemudian saling berpelukan haru. Bagi Bung Karno, sosok Haji Darip sangatlah dihormati. Bung Karno kagum akan kepemimpinan dan pengorbanan Haji Darip dalam perjuangan. 

Mengenai kebesaran tokoh Haji Darip dalam sebuah berita koran harian Australia "The Sydney Morning Herald" yang terbit pada tanggal 3 Desember 1945 "Tentara Inggris dan Belanda di Jawa Barat tau Haji Darip seorang Jenderal Indonesia sebagai musuh ekstremis nomer satu yang diyakini menjadi pemimpin 6000 pasukan fanatik yang memakai kemeja putih dan termasuk anggota masyarakat rahasia Jawa. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda yang digerakkan oleh fanatisme agama yang kuat yang telah mengintai di bagian selatan Batavia sejak pertempuran dimulai" 

Habib Kuncung

Makam keramat Habib Kuncung, demikian orang menyebut makam yang terletak disamping sebuah Masjid di kawasan Kalibata. Makam Habib Kuncung yang wafat pada usia 93 tahun berada diantara makam keluarga Habib Al Haddad yang sekarang seluruhnya dibuatkan bangunan tertutup untuk memberikan kenyamanan kepada para peziarah yang datang. 

Habib Ahmad bin Alwi bin Hasan bin Abdullah Al-Haddad lahir di Qurfha, Hadramaut, Tarim, Yaman, pada tanggal 26 Syaban 1254 H bertepatan dengan 14 November 1838. 

Beliau berguru kepada ayahnya sendiri Al Habib Alwi Al Haddad,  Al Habib Ali Bin Husein Al Haddad, Al Habib Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi dan kepada Habib Keramat Empang Bogor, Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Attas. 

Sejak kecil beliau sudah berdagang sebagaimana halnya Rasulullah. Berdagang membuatnya mengenal wilayah Asia Tenggara, bahkan menuai sukses di Singapura. 

Habib Ahmad sering muncul di Majelis Ulama kalangan Habaib di Jakarta yang dipusatkan di kediaman Habib Ali Al-Habsyi Kwitang. Namun beliau lebih dikenal oleh masyarakat Bogor karena banyak menghabiskan waktu disana. Kedekatannya dengan masyarakat Bogor terlihat dari panggilan “Kuncung” yang kemudian melekat pada beliau. 

Habib Ahmad dijuluki “Habib Kuncung” karena kerap memakai kopiah pemberian bangsawan Bugis yang berbentuk kerucut atau kuncung (mengecil ke atas) 

Kerajaan Bugis memberikan kopiah istimewa karena Habib Ahmad mempunyai karomah yang besar di kalangan bangsawan Bugis masa itu. 

Habib Kuncung hidup bak pengembara hingga tak banyak diketahui sejarahnya secara jelas. Dahulu saat menuntut ilmu dan berdagang, beliau selalu berpindah-pindah. Belanda, Malaysia, Singapura, Batavia dan Makassar adalah sebagian tempat yang dijelajahinya. Habib Ahmad bertemu dan menikah dengan isterinya pun di Makassar. Mereka mempunyai satu putera yang meninggal sebelum memberikan keturunan sehingga garis keturunan pun terputus. 

Beliau dikenal masyarakat sebagai seorang ulama yang misterius tetapi berilmu tinggi. Habib Kuncung merupakan orang yang memiliki khariqul a'dah atau orang yang memiliki kemampuan lebih diluar kebiasaan manusia umumnya. 

Habib Kuncung biasa disebut dalam bahasa kewalian sebagai ahli darkah, maksudnya disaat orang dalam kesulitan dan sangat memerlukan bantuan, maka Habib Kuncung akan muncul dengan tiba-tiba untuk membantu orang tersebut. Banyak orang yang mengalami masalah berat menghadap kepada beliau dan meminta nasihat maupun fatwa. Jika kebetulan dapat bertemu, Habib Kuncung pasti memberikan nasihat yang merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits. Meski banyak yang menganggapnya aneh, tetapi orang mengenang Habib Kuncung sebagai pribadi terhormat yang sholeh serta tawadhu (rendah hati, tidak sombong) 

Beliau tak pernah mau menerima hadiah, baik uang maupun pakaian dan tampil apa adanya. Beliau tidak ingin orang memujanya secara berlebihan dan mengarah pada pengkultusan. Namun demikian tak ada orang yang meragukan kapasitas Habib Kuncung sebagai Waliyullah. Konon saat prosesi pemakaman Habib Kuncung terjadi hal yang tidak lazim. Habib Kuncung yang semula akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga Habib Toha bin Ja’far Al Haddad, setelah disholatkan di Masjid At Taubah, jenazahnya tidak bisa diangkat untuk dimasukkan kedalam liang lahat meski sudah mengerahkan tenaga hingga 10 orang. Habib Toha kemudian melaksanakan sholat sunnah bisyaroh dan ternyata shohibul maqom (jenazah) ingin dimakamkan di pemakaman keluarga Habib Abdulloh bin Ja’far Al Haddad, disamping Masjid At Taubah. Ketika masih hidup, Habib Kuncung pernah berpesan kepada Habib Muhammad bin Abdulloh bin Ja’far Al Haddad untuk dibuatkan rumah kecil, artinya disitulah Habib Kuncung ingin dimakamkan, di pemakaman keluarga Abdulloh bin Ja’far Al Haddad. Banyak orang menziarahi makam Habib Kuncung. Orang berziarah sambil merenungkan cara hidup yang harus dijalani dengan tawadhu serta kesholehan yang utuh sebagaimana dicontohkan Rosulullah dan dijalani oleh Habib Kuncung semasa hidupnya. 

Di depan makam Habib Kuncung terdapat gentong air yang sudah berusia 85 tahun. Salah satu ritual yang dilakukan peziarah di makam Habib Kuncung adalah meminum air karomah yang ada didalam gentong. Keberadaannya di dekat makam diyakini para peziarah bahwa air didalam gentong secara otomatis juga ikut terdoakan. Itulah sebabnya mengapa dianggap sebagai air yang berkaromah. Namun pendapat ini harus disikapi secara hati-hati, jangan sampai terjadi “kemusyrikan” karena menganggap ada keajaiban setelah meminum air tersebut. Hakekatnya kita berziarah adalah untuk mendoakan Rohimahulloh sebagai bukti kecintaan kepada ulama, serta mengingat mati hingga muncul tekad kuat didalam hati untuk memperbaiki niat dan ibadah kepada Allah. Hal itu berarti bahwa kita juga tidak boleh membandingkan kekuatan Allah dengan selain-Nya, termasuk air. 

Makam Habib Kuncung di kawasan Kalibata ini tidak pernah sepi dari para peziarah yang jumlahnya meningkat saat kamis malam jum’at. Ribuan peziarah biasanya memadati makam Habib Kuncung saat peringatan haul shohibul maqom dan maulid Nabi yang biasanya diadakan pada minggu pertama atau minggu ketiga bulan Rabiul Awal, ba’da Ashar 



Tenggelamnya kapal van der Wijck, novel karya Buya Hamka

Perdebatan mengenai harta warisan antara Pendekar Sutan dengan mamaknya berujung pada kematian. Pendekar Sutan diasingkan dari Batipuh ke Cilacap selama 12 tahun karena membunuh mamaknya. Setelah bebas, Pendekar Sutan memilih menetap di Makassar dan menikah dengan Daeng Habibah. Akan tetapi, setelah memperoleh seorang anak bernama Zainuddin, Daeng Habibah meninggal dan tak lama setelah itu Zainuddin menjadi yatim piatu. 

Ketika beranjak remaja, Zainuddin meminta izin kepada pengasuhnya, Mak Base untuk berangkat ke Minangkabau. Ia telah lama ingin menjumpai tanah asal ayahnya di Batipuh. Namun Zainuddin tidak mendapatkan sambutan baik di tengah-tengah masyarakat yang menarik struktur kekerabatan dari ibu. Ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau karena meskipun berayah Minang, ibunya berasal dari Bugis. Akibatnya ia merasa terasing dan melalui surat-surat ia kerap mencurahkan kesedihannya kepada Hayati, perempuan keturunan bangsawan Minang yang prihatin terhadapnya. 

Setelah Zainuddin dan Hayati sama-sama mulai jatuh cinta, Zainuddin memutuskan pindah ke Padang Panjang karena mamak Hayati memintanya untuk keluar dari Batipuh. Sebelum berpisah, Hayati sempat berjanji kepada Zainuddin untuk selalu setia. 

Sewaktu Hayati berkunjung ke Padang Panjang karena hendak menjumpai Zainuddin, Hayati sempat menginap di rumah sahabatnya, Khadijah. Namun, sekembali dari Padang Panjang, Hayati dihadapkan oleh permintaan keluarganya yang telah sepakat untuk menerima pinangan Azis, kakak Khadijah. Aziz yang murni keturunan Minang dan berasal dari keluarga terpandang lebih disukai keluarga Hayati daripada Zainuddin. Meskipun masih mencintai Zainuddin, Hayati akhirnya terpaksa menerima dinikahkan dengan Aziz. Mengetahui Hayati telah menikah dan mengkhianati janjinya, Zainuddin yang sempat berputus asa pergi ke Jawa bersama temannya, Muluk. Tinggal pertama kali di Batavia sebelum akhirnya pindah ke Surabaya. 

Di perantauan, Zainuddin menjadi penulis yang terkenal. Pada saat yang sama, Aziz juga pindah ke Surabaya bersama Hayati karena alasan pekerjaan, tetapi rumah tangga mereka akhirnya menjadi berantakan. Setelah Aziz dipecat, mereka menumpang di rumah Zainuddin, tetapi Aziz lalu bunuh diri dan dalam sepucuk surat ia berpesan agar Zainuddin menjaga Hayati. Namun Zainuddin tidak memaafkan kesalahan Hayati. Hayati akhirnya diminta pulang ke Batipuh dengan menaiki kapal van der Wijck. Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati tenggelam dan setelah Zainuddin mendengar berita itu ia langsung menuju sebuah rumah sakit di Tuban. 

Sebelum kapal tenggelam, Muluk yang menyesali sikap Zainuddin memberi tahu Zainuddin bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya. Namun, tidak lama setelah Zainuddin datang, Hayati meninggal. Sepeninggal Hayati, Zainuddin menjadi sakit-sakitan sampai akhirnya meninggal. Jasadnya dimakamkan di dekat pusara Hayati 



Buya Hamka - Terlena

Waktu berlalu begitu pantas menipu kita yang terlena 

Belum sempat berzikir di waktu pagi, hari sudah menjelang siang 

Belum sempat bersedekah pagi, matahari sudah meninggi 

Niat pukul 9 pagi hendak Sholat Duha, tiba-tiba Azan Zuhur sudah terdengar 

Teringin setiap pagi membaca 1 juz Al-Qur'an, menambah hafalan satu hari 1 ayat, itu pun tidak dilakukan 

Rancangan untuk tidak akan melewatkan malam kecuali dengan Tahajud dan Witir walaupun hanya 3 roka'at, semua tinggal angan-angan 

Beginikah berterusannya nasib hidup menghabiskan umur? 

Sekedar berseronok dengan usia?

Lalu tiba-tiba menjelmalah usia di angka 30, sebentar kemudian 40, tidak lama terasa menjadi 50 dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan panggilan “Tok Wan, Nek, Opah” menandakan kita sudah tua 

Lalu sambil menunggu Sakaratul Maut tiba, diperlihatkan catatan amal yang kita pernah buat 

Astaghfirullah, ternyata sedekahku tidak seberapa dan infaq ku cuma sekedarnya saja, mengajarkan ilmu tidak pernah ada, silaturahmi tidak pernah dibuat 

Justru, apakah roh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat berpisah dari tubuh ketika Sakaratul Maut 

Tambahkan usiaku ya Allah 

Aku memerlukan waktu lagi dan lagi untuk beramal sebelum Kau akhiri ajalku 

Belum cukupkah kita menyia-nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun? 

Perlu berapa tahun lagikah untuk mengulang siang, mengulang pagi, mengulang petang dan malam 

Perlu berapa minggu, berapa bulan dan berapa tahun lagi agar kita benar-benar bersedia untuk mati? 

Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala 

Maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena 



04 Agustus 2020

SENIMAN SENEN


Pada akhir dekade 1930-an, kawasan Senen mulai didatangi oleh anak-anak muda dari seantero Nusantara. Kebanyakan diantara mereka adalah mahasiswa, aktivis dan pejuang bawah tanah. Disamping itu terdapat pula para pemain sandiwara, pemain musik, pembuat puisi dan penulis cerita yang kemudian hari lebih dikenal dengan sebutan "Seniman Senen" 

Diantara para seniman itu adalah Chairil Anwar. Dia kerap mondar-mandir mencari inspirasi dan menulis sajak di pinggiran Stasiun Senen. 

Djamaluddin Malik juga merupakan seniman Indonesia yang tumbuh dan besar di kawasan Senen. Diantara para seniman Senen, Djamaluddin dikenal sebagai seorang yang dermawan. Dia menjadi bos atau raja seniman Senen. 

Selain nama-nama di atas, para Seniman Senen yang kelak menjadi orang-orang sukses antara lain Usmar Ismail, Misbach Yusa Biran, Sobron Aidit, Soekarno M Noer, Wim Omboh. 

Dipilihnya Pasar Senen menjadi tempat berkumpulnya para seniman dikarenakan dekatnya kawasan tersebut dengan Gedung Kesenian Jakarta dan studio film Golden Arrow dan dari sini juga orang bisa mencapai segala penjuru Jakarta dengan biaya amat murah. 

Pada era 1950-an, tempat kumpul paling ternama adalah kedai Masakan Padang "Ismail Merapi" Di tempat ini tak hanya para seniman saja yang berkumpul tetapi juga para pencatut, preman dan gelandangan. Disini mereka berbaur hidup dengan penuh kedamaian dan harmonis. 

Pada tahun 1968, gubernur Jakarta, Ali Sadikin, meresmikan Taman Ismail Marzuki dan kemudian mendirikan Institut Kesenian Jakarta. Selain sebagai objek wisata, tempat ini juga diperuntukkan bagi para seniman yang hendak mengembangkan bakat dan kemampuannya. Sejak saat itu maka mereduplah nama besar Seniman Senen. 

Kini Cikini dengan Taman Ismail Marzuki-nya telah menggantikan Planet Senen sebagai tempat pembiakan para seniman muda 

SJUMANDJAJA salah satu bagian dari Seniman Senen


Sjumandjaja adalah orang perfilman Indonesia, besar dari bagian Seniman Senen, orang tua dari Wong Aksan (mantan drummer DEWA 19) dan Djenar Maesa Ayu. 

Film yang disutradarainya antara lain, Si Doel Anak Betawi (1973) 



Sjumandjaja menempuh pendidikan di Sekolah Lanjutan Atas (SLA) Taman Siswa. Setelah lulus SLA, ia mulai menulis cerpen, sajak, kritik sastra dan juga mulai mencoba bermain peran-peran kecil di sejumlah film. Pada tahun 1956, cerpen berjudul Keroncong Kemayoran yang dibuatnya kemudian diadaptasi menjadi sebuah film berjudul Saodah yang diproduksi oleh PT Persari. Pada tahun 1958, ia kemudian bekerja di PT Persari dan bertugas dalam dapartemen penulisan yang dipimpin oleh Asrul Sani. 

Karya Sastra lain yang pernah ia tulis adalah buku "AKU" berdasarkan perjalanan hidup Chairil Anwar, yang dibaca Rangga dalam film AADC.