16 Agustus 2020

Buya Hamka - Terlena

Waktu berlalu begitu pantas menipu kita yang terlena 

Belum sempat berzikir di waktu pagi, hari sudah menjelang siang 

Belum sempat bersedekah pagi, matahari sudah meninggi 

Niat pukul 9 pagi hendak Sholat Duha, tiba-tiba Azan Zuhur sudah terdengar 

Teringin setiap pagi membaca 1 juz Al-Qur'an, menambah hafalan satu hari 1 ayat, itu pun tidak dilakukan 

Rancangan untuk tidak akan melewatkan malam kecuali dengan Tahajud dan Witir walaupun hanya 3 roka'at, semua tinggal angan-angan 

Beginikah berterusannya nasib hidup menghabiskan umur? 

Sekedar berseronok dengan usia?

Lalu tiba-tiba menjelmalah usia di angka 30, sebentar kemudian 40, tidak lama terasa menjadi 50 dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan panggilan “Tok Wan, Nek, Opah” menandakan kita sudah tua 

Lalu sambil menunggu Sakaratul Maut tiba, diperlihatkan catatan amal yang kita pernah buat 

Astaghfirullah, ternyata sedekahku tidak seberapa dan infaq ku cuma sekedarnya saja, mengajarkan ilmu tidak pernah ada, silaturahmi tidak pernah dibuat 

Justru, apakah roh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat berpisah dari tubuh ketika Sakaratul Maut 

Tambahkan usiaku ya Allah 

Aku memerlukan waktu lagi dan lagi untuk beramal sebelum Kau akhiri ajalku 

Belum cukupkah kita menyia-nyiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun? 

Perlu berapa tahun lagikah untuk mengulang siang, mengulang pagi, mengulang petang dan malam 

Perlu berapa minggu, berapa bulan dan berapa tahun lagi agar kita benar-benar bersedia untuk mati? 

Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala 

Maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar