07 April 2020

Hamzah al-Fansuri

Syair Hamzah Fansuri terdiri atas 13-21 bait. Setiap bait terdiri atas empat baris, yang berima a-a-a-a. Pada umumnya jumlah kata tiap baris ada empat, meskipun terdapat pengecualian. 

Syair Hamzah Fansuri banyak terpengaruh puisi-puisi Arab dan Persia, seperti rubaiyat karya Umar Khayyam, namun terdapat perbedaan. Rima rubaiyat adalah a-a-b-a, sedangkan Hamzah Fansuri memakai a-a-a-a. 

Dari segi tema, setiap syair yang dikarang Hamzah Fansuri membahas salah satu aspek tasawuf yang dianut oleh sang penyair itu. 

A Teeuw, menyebutkan bahwa Hamzah Fansuri memperkenalkan individualitas, hal yang sebelumnya tidak dikenal dalam sastra Melayu lama. Beliau juga memperkenalkan bentuk puisi baru untuk mengekspresikan diri. Inovasi lain adalah pemakaian bahasa yang kreatif. Hamzah Fansuri tidak segan-segan meminjam kata-kata dari bahasa Arab dan Persia dalam puisinya. 

Salah satu karya Hamzah Fansuri adalah Syair Perahu : 

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Disanalah i'tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu
ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu 

Hai muda arif-budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
itulah jalan membetuli insan 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar